Minggu, 18 Juni 2017

WISATA BAHARI DI TAMAN NASIONAL TAKA BONERATE

 

I. PENDAHULUAN
Sumber daya alam baik di darat, laut maupun udara harus dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal, dengan tetap memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup.  Hal ini harus diperhatikan agar kita dapat mengembangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan yang memadai bagi kemakmuran rakyat baik generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.
Nilai estetika dan nilai perlindungan merupakan aset terhadap keberadaan suatu sumberdaya alam yang terkandung didalamnya sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya dalam pengembangan wisata bahari yang berwawasan lingkungan.  Nilai estetika suatu daerah di wilayah pesisir merupakan suatu aset bagi pengembangan wisata bahari.
Untuk pengembangan wisata bahari memerlukan kehati-hatian karena bersifat alami sehingga perencanaannya memerlukan koordinasi dan integrasi dari semua instansi terkait.  Wisata bahari dengan luasan yang relatif terbatas memerlukan perencanaan yang baik dalam hal pengaturan jumlah pengunjung dan penentuan lokasi untuk setiap jenis kegiatan yang berbeda.  Disamping itu diperlukan analisa pemasaran dan kegiatan identifikasi lokasi yang akan mendapatkan dampak negatif bila kegiatan wisata ini berjalan, sehingga pencegahan secara dini dapat dilakukan.
Perkembangan wisata bahari akhir-akhir ini mengalami peningkatan baik dari segi jumlah daerah tujuan wisata maupun dari segi penyebaran daerah wisata.  Kegiatan wisata bahari meliputi obyek wisata pantai, berselancar, snorkeling, penyelaman, pemancingan, power boating, berlayar dan lain-lain.  Tulisan ini akan membahas mengenai Wisata Bahari di Taman Nasional Taka Bonerate.

II. Profile Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate
A. Letak dan Status
Taka Bonerate adalah sebuah kawasan terumbu karang atoll yang terletak di sisi selatan Pulau Sulawesi, atau berada di Laut Flores, yang secara geografis terletak pada posisi 120°55´ - 121°25´ Bujur Timur dan  6°20´ - 7°10´ Lintang Selatan.  Dan secara administratif merupakan bagian wilayah Kecamatan Takabonerate, Kabupaten Selayar Propinsi Sulawesi Selatan.
Taka Bonerate dalam bahasa bugis berarti karang diatas pasir, yang mengacu pada karakteristik kawasan yang berupa terumbu karang atoll seluas 220.000 ha.  Kawasan ini diidentifikasi sebagai atoll terluas di Asia Tenggara, dan ketiga terluas di dunia setelah Atoll Kwajilein di Kepulauan Marshall dan Atol Suvadiva di Maldives.
Sebagai kawasan terumbu karang atoll terluas di Indonesia  dengan tingkat biodiversitas yang sangat tinggi, dan habitat bagi berbagai biota laut yang langkah dan dilindungi, maka pada tahun 1989 ditetapkan sebagai Cagar Alam Laut berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 100/KPTS-11/1989, dan sejak tahun 1992, kawasan Taka Bonerate  ditetapkan menjadi kawasan Taman Nasional berdasarkan SK Menhut No 280/Kpts-II/92, tanggal 26 Pebruari 1992, dengan luas 530.765,00 Ha.  
B. Kondisi Fisik dan Oseanografi
Taka Bonerate dulunya disebut Atoll Harimau atau Tiger Islands (Molengraff, 1929), sedang nama-nama pulau di Taka Bonerate telah mengalami perubahan tiga kali yaitu nama yang diberikan pada zaman Molengraff 1929, nama dari peta Dishidros dan nama yang sekarang dipergunakan oleh masyarakat lokal.
Kawasan ini terdiri dari pulau-pulau dan laguna-laguna, umumnya terbentuk dari endapan pasir dan bioerosi (pecahan terumbu karang dan kerang-kerangan), yang sudah mengalami pembulatan, pelapukan sehingga terbentuk tanah-tanah muda.  Kawasan ini selain terdiri atas puluhan taka dan bungin  juga terdapat 21 buah pulau.  Pulau-pulau yang ada di wilayah Taka Bonerate berada pada ketinggian sekitar 3 - 4 m dari permukaan laut, terdiri dari pulau-pulau kecil, dengan tekstur tanah pasir berlempung.
Kondisi klimatik Kawasan Taka Bonerate, pada umumnya beriklim basah tropik khatulistiwa, dengan 4 bulan basah dan 5 bulan kering, serta dipengaruhi musim angin Barat, musim angin Timur, dan masa peralihan atau pancaroba. Tingkat kelembaban rata-rata bulanan sebesar 88%, dengan suhu rata-rata 360C.
Tipe pasang surut kawasan Taka Bonerate adalah pasang surut campuran condong dominan ganda (Mixed tide prevailing semidiurnal) atau dalam sehari semalam terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut. Dengan nilai rata-rata muka air (MSL) berada dalam interval 200 cm - 250 cm dan tunggang pasut berkisar 2 m. Sedang pola sebaran arus permukaan sangat dipengaruhi oleh musim, dimana pola-pola sebaran arus permukaan pada saat musim Barat, mengalir ke arah Timur ;  sedang pada musim Timur,  arus permukaan mengalir cenderung ke arah Barat.  Demikian pula dengan kondisi ombak yang juga sangat dipengaruhi oleh hembusan angin musiman, dimana pada saat musim timur,  hempasan ombak cenderung lemah dan umumnya tidak lebih dari 1 meter, sedang pada musim barat cenderung kuat, dan umumnya dapat mencapai 2 meter
Temperatur permukaan laut kawasan Taka Bonerate berkisar antara 26,7 - 29 oC. Sedang variasi salinitas dipengaruhi oleh arus musiman, dimana salinitas berkisar antara 31,9 0/00 – 34,4 0/00.
Kondisi kimia oseanografi kawasan Taka Bonerate, juga masih dalam kondisi yang memungkinkan perkembangan terumbu karang dan biota lainnya secara optimal, dimana kandungan oksigen terlarut (DO ; Dissolved Oxygen) berkisar antara 1,44 – 2,76 ppm, kandungan BOD (Biochemical Oxygen Demand) berkisar antara 0,16 – 1,48 ppm, kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) berkisar antara 28 – 88 ppm, kandungan TSS (Total Suspended Solid) berkisar antara 0,54 – 2,45 ppm, konsentrasi Karbonat berkisar antara  288 – 576 ppm,  kandungan Nitrat pada berkisar antara 0,0768 – 1,2865 ppm, kandungan Fospat bekisar 0,08028 – 0,33450 ppm, dan derajat keasaman (kadar pH) berada pada kisaran yang cukup tinggi yaitu antara 8,4 – 8,7.
C. Kondisi Bio Ekologi
Di kawasan ini ditemui 3 (tiga) kategori terumbu karang, terumbu karang penghalang (Barrier reef), terumbu karang tepi (Fringing reef) dan Atoll. Keanekaragaman jenis biota penyusun ketiga kategori terumbu karang tersebut cukup tinggi. Hal yang menarik pada ekosistem terumbu karang di Taman Nasional Taka Bonerate adalah keberadaan beberapa lokasi profil terumbu yang sangat terjal (drop–off). Dan Ekosistem padang lamun tropis keberadaannya bersifat ekstensif di semua bagian kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, terutama pada daerah-daerah pantai dengan substrat pasir berlumpur.
Luasan habitat adalah : Karang hidup (11.828 Ha),  Karang mati (11.144 Ha), Lamun & Algae (16.717 Ha), Pasir (22.546 Ha), Pulau/daratan (474 Ha) dan Bungin/sand dunes (76 Ha).
Terumbu karang terdiri dari 49 genera karang, terdiri dari 46 genera karang Scleractinia dan 3 genera karang non- Scleractinia. Spesies karang yang dominan adalah famili Acroporidae, fungiidae dan dendrophylladae.  Kisaran tutupan karang hidup antara 36,72 -64,02% atau berada pada kategori sedang sampai Baik (berdasarkan kategori AIMS : Australi Institute of Marine Science).
Lamun terdiri dari 9 spesies lamun dari 6 genera atau 75% dari jumlah spesies yang ada di Indonesia yang menjadi 12 spesies.  Makro algae terdiri dari 83 spesies dan 37 genera yang terdiri dari 44 spesies algae hijau, 13 spesies algae coklat dan 26 spesies algae merah.
Ikan karang : 36 famili, 115 genus dan 362 spesies ikan karang.  Mollusca terdiri dari 4 klas, 56 famili dan 216 spesies.  Reptilia terdapat 4 jenis penyu, yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang (Lepidochelys olivacea) dan penyu tempayan (Caretta caretta), dan 3 jenis ular laut.
Mamalia laut : ikan paus (Cetaceans sp.), lumba-lumba (Tursiops truncatus), dan ikan duyung (Dugong dugong).  Ikan pelagis : Ikan hiu (Sphyrna spp.), ikan pari (manta/sting ray), cakalang (Katsuwonus pelagis), tenggiri (Scomberomorus sp) dan tuna (albacores).
Echinodermata terdiri dari bintang laut (Asteroidea spp; 8 jenis), lili laut (Crinoidea spp.) bulu babi (Echinoidea spp.; 13 jenis) serta teripang (Holuthuria spp.; 11 jenis), udang/kepiting (Crustacea ; 15 Spesies).
Burung : 33 spesies burung, terdiri dari 11 spesies burung darat, 13 spesies burung pantai dan 9 spesies burung laut.  Flora darat , antara lain : Euphorbia pseudochamaesyce, Ipomoea pescaprae, Famili Asteracea, dan beberapa spesies rumput serta jenis-jenis flora budidaya.

III. Potensi Wisata di Taman Nasional Taka Bonerate
Bila memperhatikan profil kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, maka kawasan ini sangat potensial untuk dijadikan salah satu daerah tujuan wisata bahari.  Sebagai salah satu kawasan pelestarian alam, maka konsep pariwisata yang dikembangkan adalah ekowisata atau pariwisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Obyek wisata alam yang cocok dikembangkan di Takabonerate adalah pemancingan, berperahu, rekreasi pantai, menyelam dan berjemur.  Berperahu dapat dilakukan dengan rute antar pulau.  Sedangkan rekreasi pantai dapat dilakukan hampir disetiap pulau karena pulau-pulau pantai semua mendatar dengan pasir putih.  Obyek wisata selam dapat dilakukan di setiap lokasi yang berada diluar goba yang mempunyai lereng terumbu yang terjal.  Banyaknya variasi bentuk lereng terumbu dan tingginya rugositas terumbu yang menghadap keluar, merupakan daya tarik untuk wisatawan yang mempunyai hobby menyelam dan tinggal lebih lama di Takabonerate.











Tabel 1. Tapak wisata dan jenis obyek/atraksi wisata
No. Nama Tapak Luas Jensi Obyek dan Atraksi
1. P.Latondu Besar 125 ha Pasir putih, sunset dan sunrise, snorkeling, scuba diving, katamaran, budaya bahari.
2. P.Rajuni Kecil 91 ha Pasir putih, sunset dan sunrise, snorkeling, scuba diving, katamaran, budaya bahari.
3. P. Jinato 58 ha Pasir putih, sunset dan sunrise, snorkeling, scuba diving, katamaran, budaya bahari.
4. P. Tarupa Besar 40 ha Pasir putih, sunset dan sunrise, snorkeling, scuba diving, katamaran, budaya bahari.
5. P.Pasitallu Timur 33 ha Pasir putih, sunset dan sunrise, snorkeling, scuba diving, katamaran, budaya bahari.
6. P.Pasitallu Tengah 27 ha Pasir putih, sunset dan sunrise, snorkeling, scuba diving, katamaran, budaya bahari.
7. P.Rajuni Besar 14 ha Pasir putih, sunset dan sunrise, snorkeling, scuba diving, katamaran, budaya bahari.
8. P.Tinabo Besar 30 ha Pasir putih, sunset dan sunrise, snorkeling, scuba diving, katamaran, budaya bahari.
9. P.Lantigiang 5 ha Pasir putih, sunset dan sunrise, snorkeling, scuba diving, katamaran, budaya bahari.
10. P. Belang-Belang 5 ha Pasir putih, sunset dan sunrise, snorkeling, scuba diving, katamaran, budaya bahari.




Tabel 2.  Lokasi Penyelaman (dive spot) yang Refresentatif.
No. Pulau/Taka Kedalaman (m)
3 10
1. Pulau Rajuni Kecil Baik Baik
2. Taka Rajuni Baik Baik
3. Taka Tumbor Baik Sedang
4. Taka Bubbe Baik Sedang
5. Taka Teros Baik Sedang
6. Taka Gama Sedang Baik
7. Taka Kumai Baik Baik
8. Taka Bongko Baik Sedang
9. Taka Balanda Baik Baik
10. Taka Gantarang Baik Sedang
11. Pulau Tinabo Besar Sedang Sedang
12. Pulau Lantigiang Baik Baik
13. Taka Sepe Sedang Sedang
Sumber : Anonim, 2006., YKL-Indonesia, 2001, PSTK UNHAS, 2000.
Selain potensi wisata alam, adat istiadat dan budaya yang ada pada masyarakat lokal kawasan Taman Nasional Taka Bonerate yang didominasi oleh etnis bugis dan bajo memiliki kekhasan tersendiri dan dlingkupi oleh budaya kemaritiman serta nuansa islami yang sangat kental menjadi atraksi budaya menjadi faktor penunjang pengembangan wisata budaya.

IV. Aksesibilitas
Aksesibilitas menuju kawasan Taman Nasional Taka Bonerate dibagi atas dua bagian, yaitu :
1). Dari Makassar ke Benteng Selayar
Perjalanan dari Makassar ke Benteng Selayar dapat ditempuh melalui dua alternatif jalur berdasarkan alat transportasi yakni : menggunakan Bus Umum yang berangkat dari Terminal Mallengkeri Makassar Menuju Pelabuhan Bira dan selanjutnya Menuju Benteng Selayar;  menggunakan pesawat udara dari Bandara Hasanuddin Makassar menuju Bandara H.Aroepala Selayar dengan jadwal penerbangan setiap senin, rabu dan jumat pukul 07.30 Wita.



2). Dari Benteng Selayar ke kawasan TN. Taka Bonerate
Dari Benteng Selayar menuju kawasan TN. Taka Bonerate dapat ditempuh dengan melalui tiga rute, yaitu :
Dari Benteng ke Taman Nasional Taka Bonerate dengan menggunakan kapal kayu sewaan dengan waktu tempuh 5-7 jam, apabila pengunjung menggunakan speedboat perjalanan ditempuh selama 2 jam.
Dari Benteng menuju Appattana, perkampungan nelayan di ujung selatan Pulau Selayar, dengan angkutan roda-4 yang dapat ditempuh sekitar 2 jam, kemudian dari Appattana ke Taman Nasional Taka Bonerate dengan menggunakan kapal sewaan bermesin ganda yang dapat ditempuh sekitar 4-5 jam.
Dari Benteng menuju Pamatata, pelabuhan Ferry di pantai timur Pulau Selayar, dengan angkutan kendaraan roda-4 yang ditempuh sekitar 2 jam. Dari Pamatata ke Taman Nasional Taka Bonerate dengan menggunakan kapal sewaan bermesin ganda yang dapat ditempuh sekitar 3-4 jam.
Hal lain yang menjadi penghambat adalah pada musim-musim tertentu terutama disaat musim ombak, sangat jarang adanya pelayaran ke Takabonerate.  Jadwal pelayaran dari Benteng menuju Takabonerate juga belum teratur sehingga menyulitkan perencanaan perjalanan.

PUSTAKA :
Anonim, 2006.  Lensa Taka Bonerate, Media Informasi dan Promosi Taman Nasional Taka Bonerate.  Departemen Kehutanan, Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Balai Taman Nasional Taka Bonerate, Selayar.

Suharsono, dkk., 1995.  Wisata Bahari Kepulauan Takabonerate dan Kepulauan Lucipara.  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, Proyek Penelitian dan Pemanfaatan Potensi Kelautan Kawasan Timur Indonesia, Bagian Proyek Inventarisasi Potensi Wisata Bahari, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar