Minggu, 18 Juni 2017

Penerapan Teknik Presentasi, Fasilitasi dan Guiding Pada Desain Pembelajaran Diklat Alih Tingkat Polhut Terampil ke Polhut Ahli Tahun 2014 Di BDK Makassar.

Diklat alih tingkat Polhut terampil ke Polhut ahli merupakan salah satu diklat fungsional Polhut yang dipersyaratkan dalam Permenpan dan Reformasi Birokrasi  No. 17 Tahun 2011 tentang jabatan fungsional Polisi Kehutanan dan Angka Kreditnya.  Diklat ini diperuntukkan bagi pejabat fungsional Polhut yang dalam masa jabatan fungsionalnya mencapai tingkat pendidikan yang memenuhi syarat untuk dapat beralih dari tingkatan terampil menjadi ahli.  Hal ini diatur dalam pasal 30 ayat (1) Polisi Kehutanan terampil yang memperoleh ijasah Sarjana (S1)/ Diploma IV dapat diangkat dalam jabatan Polisi Kehutanan Ahli, apabila memenuhi persyaratan antara lain telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional Polisi Kehutanan tingkat keahlian.
Diklat alih tingkat Polhut terampil ke Polhut ahli ini diharapkan dapat membekali peserta untuk melaksanakan tugas-tugas Polhut ahli.  Salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan diklat ini ada cara pemberian materi serta pemilihan metode dan teknik pembelajaran yang tepat kepada peserta diklat.
Dalam pelaksanaan tugas-tugas Polhut ahli, pelaksanaan pekerjaannya didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik analisis tertentu, dimana butir-butir kegiatan Polhut ahli membutuhkan keterampilan dalam menyusun konsep-konsep dokumen perencanaan berupa rencana operasi, program kerja, juklak/juknis dan pedoman pelaksanaan kegiatan. Untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi peserta diklat alih tingkat Polhut terampil ke Polhut ahli diperlukan strategi, metode dan teknik pembelajaran.  Mencermati tugas-tugas Polhut ahli, maka dalam pelaksanaan diklat alih tingkat Polhut terampil ke Polhut ahli kami memilih menggunakan metode pembelajaran partisipatif dengan teknik presentasi, fasilitasi dan guiding.

Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran merupakan penerapan dari pemilihan strategi dan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran, masing-masing widyaiswara dapat menggunakan metode yang sama namun dalam proses pembelajaran mereka dapat menggunakan teknik yang berbeda. Dengan kata lain bahwa teknik merupakan isi dari suatu metode, namun tidak ditentukan secara pasti teknik seperti apa yang akan digunakan karena tergantung dari widyaiswaranya.
Pada diklat alih tingkat Polhut terampil ke Polhut ahli pola kerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Luwu Timur, desain pembelajaran untuk pencapaian tujuan diklat menggunakan teknik-teknik pembelajaran sebagai berikut :
1. Teknik presentasi
Teknik presentasi merupakan penyampaian materi secara lisan oleh widyaiswara dengan menggunakan ide dan pemikiran yang terorganisir.  Teknik presentasi  bisa dilakukan dalam kelas kecil maupun kelas besar.  Dalam penerapan teknik presentasi ini, widyaiswara selayaknya mengkondisikan peserta diklat pada kondisi siap menerima penjelasan.
Kelebihan dari teknik presentasi adalah widyaiswara dapat menjelaskan secara sistematis seluruh materi yang akan disampaikan, tidak memerlukan banyak sarana pembelajaran sehingga dapat dikatakan lebih sederhana  dan widyaiswara bebas berekspresi. Namun kelemahannya adalah  sifat pembelajaran cenderung satu arah sehingga kesempatan peserta untuk bertanya ataupun memberi pendapat relatif sedikit, juga cenderung monoton (kaku) dan cenderung membosankan bagi peserta diklat bila waktunya relatif lama.
Secara umum banyak orang menganggap bahwa teknik presentasi ini kurang cocok diterapkan untuk pembelajaran orang dewasa, namun pada prakteknya tidak selalu demikian.   Teknik presentasi dapat efektif digunakan untuk mentransfer pengetahuan dan nilai kepada peserta bilamana widyaiswara mampu mengkondisikan peserta untuk fokus pada dirinya dan materi yang disampaikan.  Agar pembelajaran efektif dengan teknik presentasi, maka diperlukan sarana dan prasarana yang mendukung, seperti pengeras suara yang mendukung, slide presentasi dan gaya bicara/komunikasi yang menarik.
2. Teknik fasilitasi
Teknik fasilitasi merupakan metode penyampaian materi oleh widyaiswara sebagai fasilitator pembelajaran dengan menciptakan suasana agar peserta aktif dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan widyaiswara bertindak selaku fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.  Secara bahasa, facilitate bermakna memudahkan.  Dalam pendidikan orang dewasa, facilitating merupakan metode yang paling sering digunakan karena widyaiswara dapat memposisikan diri sederajat dengan peserta sehingga terjalin hubungan yang akrab dan terbangun sikap saling percaya.
Dalam teknik fasilitasi, widyaiswara berupaya menciptakan suasana belajar yang kondusif dengan membangun kepercayaan diri peserta untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.  Pengetahuan dan pengalaman pada teknik pembelajaran fasilitasi tidak hanya diperoleh dari widyaiswara, namun juga diperoleh dari sesama peserta diklat.  Dalam hal ini peran widyaiswara sebagai fasilitator tak ubahnya seperti moderator dalam diskusi kelas yang melibatkan seluruh peserta dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman.
3. Teknik guiding.
Teknik guiding merupakan metode penyampaian materi oleh widyaiswara dengan menciptakan suasana agar peserta diklat aktif dalam kegiatan pembelajaran sedangkan widyaiswara selaku fasilitator bertindak selaku pembimbing dalam kegiatan tersebut.  Bila mendengar kata “Guide” bayangan kita langsung tertuju pada pemandu tempat wisata.  Terdapat kemiripan makna antara guide tempat wisata dengan guide pada kegiatan pembelajaran.  Kesamaannya adalah sama-sama ada kegiatan menunjukkan dan mendampingi, sementara peserta diklat melakukan sendiri suatu aktivitas berbekal pengetahuan dan informasi yang telah diperoleh.
Dalam metode guiding, peserta diklat diberikan kesempatan untuk mengekspresikan ide dan pemikirannya dalam suatu kegiatan tertentu, sedangkan widyaiswara memberi instruksi dan arahan selama kegiatan berlangsung untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pada prakteknya metode ini dapat berupa penugasan secara individu atau kerja sama kelompok untuk penyelesaian tugas tertentu. Dalam tataran praktis model simulasi yang sering digunakan widyaiswara dalam  pembelajaran termasuk kategori guiding.
Kelebihan teknik guiding adalah peserta diklat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan teknik lainnya seperti teknik presentasi.  Di dalam teknik  guiding, interaksi antara peserta diklat dengan widyaiswara dan antar sesame peserta diklat dapat dibangun lebih intensif.  Selain itu widyaiswara dapat lebih optimal melihat kemajuan hasil belajar masing-masing peserta diklat.
Apabila memperhatikan penjelasan teknik fasilitasi dan guiding diatas, terdapat kemiripan antara kedua teknik tersebut, dimana kedua teknik tersebut lebih menekankan pada aktivitas peserta diklat, sedangkan widyaiswara sebagai  pendamping.  Untuk metode pembelajaran orang dewasa, kedua teknik pembelajaran tersebut lebih efektif  karena masing-masing peserta diklat dapat secara leluasa mengaktualisasikan diri dan kemampuan mereka dalam suasana yang bersahabat dan menyenangkan.

Penerapan Teknik Pembelajaran

Diklat alih tingkat Polhut terampil ke Polhut Ahli pola kerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Luwu Timur ini merupakan angkatan ke-2 dari kurikulum yang dikeluarkan oleh Pusat Diklat Kehutanan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan No. SK. 178/Dik-2/2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Kurikulum Diklat Alih Tingkat Polisi Kehutanan (Polhut) Terampil ke Polhut Ahli.  Dalam kurikulum ini, mata diklat dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu mata diklat teori dan praktek dengan komposisi teori 48% (54 JPL) dan praktek 52% (58 JPL).
Hasil evaluasi dari peserta diklat alih tingkat Polhut terampil ke Polhut Ahli  angkatan I Tahun 2013 terhadap kurikulum dan proses pembelajaran menunjukkan bahwa output hasil praktek lebih cocok untuk peserta diklat pembentukan Polhut Ahli, dimana calon pesertanya belum memiliki pengalaman lapangan.  Berdasarkan hasil evaluasi dari peserta, kami sudah mengusulkan draf perubahan kurikulum. Namun sampai saat akan dilaksanakannya diklat alih tingkat Polhut Terampil ke Polhut Ahli pola kerjasama dengan Kabupaten Luwu Timur ini, perubahan kurikulumnya belum disahkan oleh Kepala Pusat Diklat Kehutanan.  Sehingga pelaksanaan diklat ini masih tetap menggunakan kurikulum sebagaimana diklat alih tingkat polhut angkatan I dengan beberapa desain pembelajaran yang disesuaikan dengan kompetensi Polhut Ahli Jenjang Pertama dalam SKKNI Polhut  yang terdapat dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 151 Tahun 2013. Dalam SKKNI Polhut ini, Polhut Ahli Jenjang Pertama sampai Jenjang Muda memiliki kompetensi dalam menyusun program kerja, petunjuk operasional operasi, rencana operasi, pedoman, juklak dan juknis.
Kurikulum Diklat Alih Tingkat Polisi Kehutanan (Polhut) Terampil ke Polhut Ahli berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan No. SK. 178/Dik-2/2012 tanggal 28 Desember 2012 adalah sebagai berikut :



Agar diklat ini dapat meningkatkan kompetensi peserta diklat untuk melaksanakan tugas-tugas Polhut Ahli jenjang Pertama, maka diklat alih tingkat Polhut terampil ke Polhut Ahli pola Kerjasama dengan Kabupaten Luwu Timur ini didesain dengan hasil diklat sebagai berikut :
1. Menyusun bahan presentasi dan melakukan presentasi dalam rangka sosialisasi kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan.
2. Menyusun rencana operasi pengamanan hutan dan hasil hutan
3. Menyusun rencana penanggulangan kebakaran hutan.
4. Menyusun pedoman, juklak atau juknis terkait dengan kegiatan penatausahaan hasil hutan kayu dan non kayu.
Untuk mencapai hasil diklat tersebut diatas maka desain pembelajaran dilakukan sebagai berikut :
1. Penugasan saat materi praktek dilakukan secara perorangan.
2. Penugasan dikerjakan oleh peserta diklat dalam pembimbingan (guiding) widyaiswara yang mengampu mata diklat tersebut.
3. Penugasan yang sudah selesai diserahkan ke widyaiswara dan widyaiswara wajib memeriksa dan mengoreksi hasil kerja peserta diklat.
4. Peserta diklat memperbaiki hasil kerjanya sesuai dengan koreksi yang telah disampaikan oleh widyaiswara.
5. Diakhir diklat, masing-masing peserta diklat akan mempresentasikan salah satu hasil kerjanya (rencana operasi, pedoman, juklak atau juknis).
Desain pembelajaran diklat tersebut diatas dengan penerapan teknik pembelajaran presentasi, fasilitasi dan guiding sangat efektif dalam meningkatkan partisipasi peserta dalam pencapaian tujuan diklat.   Keberhasilan desain pembelajaran diklat alih tingkat Polhut terampil ke Polhut Ahli dalam mencapai output hasil diklat yang telah ditetapkan sangat ditentukan oleh sinergitas antara widyaiswara, peserta diklat dan panitia penyelenggara pelatihan.  Di akhir pembelajaran, peserta diklat telah mengumpulkan output hasil diklat yang telah diikutinya dalam bentuk soft file ke penanggung jawab program diklat.

Pustaka :
Hisyam Zaeni, Bermawy Munthe Sekar Ayu Aryani.  2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Permenpan dan Reformasi Birokrasi  No. 17 Tahun 2011 tentang jabatan fungsional Polisi Kehutanan dan Angka Kreditnya.
Surat Keputusan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan No. SK. 178/Dik-2/2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Kurikulum Diklat Alih Tingkat Polisi Kehutanan (Polhut) Terampil ke Polhut Ahli
Uno,Hamzah B., 2007. Model Pembelajaran. Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Gorontalo: Bumi Aksara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar